Talbil Iblis Untuk Menyebarkan Hadits Palsu
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
Talbil Iblis Untuk Menyebarkan Hadits Palsu adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Talbis Iblis. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary pada Senin, 27 Safar 1443 H / 04 Oktober 2021 M.
Kajian Islam Tentang Talbil Iblis Untuk Menyebarkan Hadits Palsu
Di antara talbis iblis terhadap orang-orang yang berbicara tentang hadits adalah meriwayatkan hadits-hadits maudhu’ (palsu). Bahkan dahulu para pemalsu hadits -terutama tentang fadhilah surah Al-Qur’an- beralasan bahwa mereka melakukan itu untuk membela Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Tentu ini alasan yang tidak bisa diterima, karena mereka melanggar sendiri sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
إِنَّ كَذِبًا عَلَىَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ ، مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
“Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah sama dengan berdusta pada selainku. Barangsiapa yang berkata atas namaku (yang aku tidak katakan) secara sengaja, maka hendaklah dia menempati tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Jadi alasan mereka itu tidak bisa diterima. Mereka beralasan melakukan itu untuk Nabi. Supaya orang baca Al-Qur’an maka dibuatlah hadits palsu, supaya orang rajin dzikir dibuatlah hadits-hadits palsu tentang dzikir-dzikir tertentu. Membaca dengan jumlah sekian dan sekian yang kadang-kadang tidak masuk akal.
Misalnya harus membaca itu sampai ratusan ribu, sementara kita tahu Nabi tidak pernah membaca dzikir sampai ratusan ribu, paling banyak adalah 100 kali. Jadi ditimbang dengan logika yang lurus ataupun dengan akal sehat saja itu tidak masuk orang berdzikir sampai 100.000 kali, maka akan habis waktunya. Sementara kewajiban sehari semalam itu banyak. Apakah habis untuk membaca dikir yang tidak wajib?
Demikian kita lihat sebagian hadits-hadits maudhu’ dan palsu itu sudah terlihat palsunya dari matannya. Tapi banyak juga orang-orang yang masih tega membacanya dan menisbatkannya kepada Nabi dan diam (tidak menjelaskannya) bahwa riwayat itu palsu.
Ini merupakan tindak kejahatan terhadap syariat. Tujuan mereka adalah untuk mengalihkan pandangan mata manusia kepada diri mereka. Karena orang akan mudah tertarik kepada hal-hal yang aneh, asing dan tidak biasa. Ketika kita mendengar hadits yang asing, maka perhatian kita tertuju kepada orang yang mengatakan atau menyampaikannya.
Iblis membuat orang itu mudah untuk berkata “Nabi bersabda…” tanpa dicek terlebih dahulu validitas hadits tersebut.
Maka dalam hal ini Nabi mewanti-wanti dan memberikan peringatan kepada kita semua. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:
مَنْ رَوَى عَنِّى حَدِيثًا وَهُوَ يَرَى أَنَّهُ كَذِبٌ فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبَيْنِ
“Siapa yang meriwayatkan satu hadits yang dia tahu bahwa hadits itu palsu, maka sungguh dia termasuk salah satu di antara dua pendusta (yaitu yang membuat dan dia yang menyampaikannya).” (HR. Muslim)
Berdusta di dalam agama tidak sama dengan berdusta di dalam percakapan sehari-hari. Karena berdusta dalam masalah agama bisa menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal, yang baik bisa jadi buruk dan yang buruk bisa jadi baik, dan akan muncul bid’ah.
Maka tidak boleh dengan mudah seseorang menisbatkan sesuatu kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Karena itu kaitannya dengan syariat. Kita tidak punya hak apapun untuk melabeli sesuatu itu sebagai bagian dari syariat kecuali itu kita dapatkan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Bagaimana penjelasan talbis iblis terhadap ahlul hadits? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.
Download MP3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50808-talbil-iblis-untuk-menyebarkan-hadits-palsu/